IRRMU

GambarHari ini, bertepatan dengan hari keempat Ramadhan.

Bagaimana kabar mu disana? Semoga baik-baik saja, puasanya lancar dan selalu diberi kemudahan. Sampai hari ini, puasa ku lancar tanpa halangan yang berarti. Ibadah yang lain juga lancar, Alhamdulillah.. Entah mengapa malam ini saya teringat dengan mu. Terlalu banyak yang ingin saya bagi, terlalu banyak hal yang ingin saya ceritakan pada mu. Meskipun mungkin bukan hal yang menarik untuk kamu dengarkan, bahkan mungkin kamu sama sekali tak tertarik.

Sahur kemarin…seperti biasa. Kami sekeluarga menikmati santapan sahur bersama. Bapak, mama, saya, dan adik. Dan tahu kah kamu? Tiap sahur kami selalu menonton tayangan di salah satu stasiun TV yang menyiarkan sholat tarawih dari masjidil haram secara live. Beberapa pernyataan sedikit lucu sempat terlontar dari adikku. “Imamnya berdiri dimana ?” atau “Berapa kali masjid ini dibersihkan?”. Saya hanya tersenyum mendengarkan celetuk adik. Saya jadi ingat kamu…yang mungkin sekarang ada disana, di Baitullah. Setiap kali jamaah masjid ini di-shoot, saya berharap kamu juga sempat tertangkap kamera, bersama dengan jamaah berwajah Asia Tenggara. Sayangnya, yang tertangkap kamera selalu wajah-wajah Afrika ataupun dari Timur Tengah. Kamu “ngumpet” dimana siih? J

Tiba-tiba saja memori tentang mu terputar kembali.

Kamu itu menarik.

Kamu punya banyak cerita, banyak pengalaman. Dan saya selalu tertarik dengan apa yang kamu ceritakan.

Kamu itu menarik.

Meskipun seringkali kamu abaikan, saya tetap tak peduli.

Kamu itu menarik.

Memikirkan mu, membuat saya susah tidur berbulan-bulan.

Kamu itu menarik.

Bertemu dengan mu, selalu membuat saya deg-degan.

Kamu itu menarik.

Meskipun seringkali kamu abaikan, saya tetap tak peduli.

Aah…saya tiba-tiba rindu kamu.

Bolehkah suatu saat nanti, saya singgah di hati mu?

Saya cukup tahu diri. Dengan segala keterbatasan yang saya punya. Dengan segala kekurangan ini, tak mungkinlah saya meminta lebih. Tapi, cukup mengetahui kamu baik-baik saja. Itu sudah cukup.

Saya juga tak tahu, sampai dimana rindu ini bermuara. Entah sampai kapan.

Saya cuma bisa menitipkan kalimat-kalimat rindu kepada Yang Kuasa. Kalimat rindu yang saya titipkan lewat untaian doa.

Saya yakin, Tuhan selalu menjagamu…

Semoga kamu baik-baik saja. IRRMU (I really really miss you)  :”)

Validasi Riskesdas 2013 (Part 1)

Assalamu’alaikum…

Selamat sore, teman-teman..Saya ingin sharing cerita saya selama menjadi validator Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Kebetulan, saya dan 2 teman saya ditempatkan sebagai validator di provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di 3 BS (Bangsen), yaitu Kota Banjarmasin, Desa Layap baru, dan Kota Martapura.

Baiklah..kita mulai dari perjalanan saya dari Makassar ke Banjarmasin.

Saya dan rekan tim saya berangkat tanggal 9 Juni 2013, setelah beberapa kali jadwal keberangkatan saya tertunda. Yah..namanya juga proyek kesehatan, tim peneliti tidak bisa turun jika dananya belum cair. Berangkat ke Banjarmasin dengan menggunakan pesawat Merpati Airlines. Perlu diketahui, penerbangan ke Banjarmasin dari Makassar yang tidak transit, hanya dengan maskapai ini. Dua maskapai lain harus transit di Bandara Juanda atau Sepinggan. Kami memilih penerbangan yang paling cepat sampai, jatuhlah pilihan kami pada maskapai Merpati. Maskapai ini hanya melayani sekali penerbangan per harinya, kami tempuh dalam waktu kurang lebih 45 menit. Saat berangkat, cuaca di Makassar agak mendung, tapi Alhamdulillah..perjalanan lancar dan menyenangkan. Sekitar pukul 17.30 WITA kami tiba di Bandara Sjamsudin Nur di Kota Banjarmasin.

Kami dijemput oleh koordinator lapangan (korlap) kami yang terlebih dahulu sudah berangkat ke Banjarmasin. Dari bandara, kami diantar ke Hotel Banjarmasin Internasional (HBI), dan kami menginap di tempat ini selama kurang lebih 3 hari.

Sejujurnya, ini adalah kali pertama saya dan teman saya (Ija) ke kota ini. Yang mungkin selama ini saya hanya bayangkan saja bagaimana “isinya”. Kesan saya ketika berada disini, Banjarmasin seperti Makassar jaman dulu. Saya masih bisa melihat banyak lapangan, tanah kosong, dan jarang saya temui macet. Mungkin jika pembangunan flyover di jalan Gatot Subroto ini tidak ada, kami mungkin tidak akan mendapatkan macet di kota ini. Karena macet itulah, perjalanan dari bandara ke HBI kami tempuh selama kurang lebih 2 jam. Oh ya, bandaranya juga berada di luar kota. Kira-kira samalah jarak antara Bandara Hasanuddin hingga ke flyover di Jl. Pettarani.

IMG-20130609-00372

Sampai di hotel, kami istirahat sebentar. Setelah membersihkan diri dan sholat, kami diajak oleh suami korlap kami (yang kebetulan orang asli Banjarmasin) untuk mencicipi makanan khas dari Kalsel. Nama makanannya Lontong Haruan. Nama lain haruan adalah ikan gabus, ikan yang banyak hidup di danau atau sungai. Banjarmasin dikenal dengan kota seribu sungai, dan kalau anda mencari pantai disini, siap-siap kecewa. Karena memang tidak ada pantai di kota ini, yang ada hanya sungai. Jadi, jangan berharap menikmati seafood di kota ini. Makassar memang tidak ada dua untuk seafood.

IMG-20130609-00373

Lontong haruan ini rasanya manis. Sejujurnya, saya tidak begitu doyan dengan makanan yang manis-manis, kecuali coklat dan es krim. Alhasil saya menambahkan sambal yang banyak pada makanan ini, dengan harapan makanannya jadi pedas dan asin. Tapi sayangnya..sambalnya juga manis dan sama sekali tidak pedas (menurut lidah saya). Tapi demi menghormati suami korlap saya, saya tetap makan makanan ini. Kapan lagi makan gratis? Hehe…

Sekitar jam 10 malam kami balik ke hotel. Besok pagi tim kami harus sudah turun lapangan. Sebelum istirahat, saya dan Ija menyiapkan kuesioner, bahan kontak, dan persiapan untuk wawancara esok hari. Tantangan di depan mata kami, masalah bahasa. Kami menyempatkan diri mempelajari bahasa banjar, meskipun dalam waktu yang singkat.

Sebelum istirahat, korlap mengingatkan kami untuk bersiap-siap seusai sholat subuh, sebab kami akan jalan-jalan ke pasar terapung yang terkenal itu. Well…semoga esok hari menyenangkan. Amiin.